Rabu, 05 Oktober 2016

SPACING MEAURENTMENT

Istilah spasi sering digunakan dalam pekerjaan pengetikan naskah yang berarti 
interval antarelemen tipografi yang mencakup jarak antarhuruf (kerning), jarak 
antarkata (word spacing) dan jarak antarbaris (leading).

JARAK ANTARKATA

Teknik tradisional yang digunakan untuk pengukuran ruang jarak antarkata 
adalah penyisipan potongan metal (quad) yang diletakkan di antara huruf yang 
satu dengan yang lain. Sebuah quad berbentuk persegi empat yang merupakan 
kotak sebesar ukuran huruf. Quad memiliki satuan yang disebut sebagai em. 
Ukuran dari setengah em adalah en. Apabila huruf dengan ukuran 10 pt maka 
em-quad-nya berukuran 10 pt x 10 pt. Untuk memperjelas gambaran tentang 
teknik tradisional ini, berikut adalah contoh penggunaan dengan satuan em.

JARAK ANTARHURUF

Pengukuran jarak antarhuruf (kerning) dalam phototypesetting dan digital 
composition dihitung dengan system unit. Sistem ini tidak memiliki acuan 
pengukuran yang tetap, dalam pengertian bahwa unit memiliki nilai yang 
berbeda-beda tergantung kepada sistem yang digunakan. Em berupa kotak 
seukuran besarnya huruf, kemudian bila kotak ini dibagi menjadi beberapa 
segmen yang sama besar, maka setiap segmen ini disebut sebagai unit. Sebuah 
huruf ‘U’ dapat memiliki lebar 12 unit, sementara huruf ‘t’ dapat memiliki lebar 6 
unit.

RELATIVE MEASURENTMENT

Pengukuran dari lebar per satuan huruf serta jarak antar huruf dihitung dengan 
satuan unit. Perhitungan unit hanya digunakan dalam proses yang menggunakan 
teknologi phototypesetting dan digital composition teknologi yang digunakan 
untuk pengetikan dan pencetakan huruf agar dapat mendapatkan hasil cetak 
yang tajam dan presisi. 
Ukuran huruf umumnya berkisar antara 4 sampai dengan 72 point. Di atas 12 
point biasanya digunakan untuk display atau judul, sedang di bawah ukuran itu 
digunakan untuk teks.
72 point = 6 pica = 1 inch
(1 inch = 2.539 cm)
12 point = 1 pica

PENGUKURAN TIPOGRAFI

Susunan huruf-huruf pada sebuah naskah, buku, majalah dan sebagainya 
memiliki suatu disiplin dalam pengukuran dan proporsi. Hal tersebut mencakup :
a. Relative Measurement
 pengukuran tinggi huruf 
 panjang baris huruf 
b. Spacing Measurement
 jarak antara huruf yang satu dengan yang lain (kerning)
 jarak antar baris (leading)
 jarak antar kata (word spacing/tracking)

STRUKTUR FISIK HURUF

Menurut Danton Sihombing (2001), terminologi umum yang digunakan dalam 
penamaan setiap komponen visual yang terstruktur dalam fisik huruf adalah :
1. Capline : garis maya lurus horisontal yang menjadi batas bagian teratas 
dari setiap huruf besar
2. Meanline : garis maya lurus horisontal yang menjadi batas bagian teratas 
dari badan setiap huruf kecil
3. Baseline : garis maya lurus horisontal yang menjadi batas bagian 
terbawah dari setiap huruf besar
4. Descender : bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada di bawah 
baseline
5. Ascender : bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada diantara 
meanline dan capline
6. X-Height : jarak ketinggian dari baseline ke meanline

BENTUK HURUF

Setiap bentuk huruf dalam sebuah alphabet memiliki keunikan fisik yang 
menyebabkan mata dapat membedakan antara huruf ‘m’, dengan ‘p’ atau ‘C’ 
dengan ‘Q’. Keunikan ini disebabkan oleh cara mata melihat korelasi antara 
komponen visual yang satu dengan yang lain. 
Salah satu hukum dari teori Gestalt membuktikan bahwa 
untuk mengenal atau membaca sebuah gambar diperlukan 
adanya kontras antara ruang positif yang disebut dengan

POSTSCRIPT & TRUETYPE

POSTSCRIPT

Menggunakan metode Bezier Curves dengan minimum pemakaian empat buah 
titik untuk menghasilkan sebuah garis lengkung yang terdiri dari dua titik akhir 
dan dua titik kontrol.

TRUETYPE

Menggunakan metoda Quadratic B-
Spline dengan menerapkan titik-titik 
secara langsung pada garis dan bagian-
bagian yang akan dilengkungkan. Pada 
intinya PostScript dan TrueType Fonts
memilik kapabilitas yang hamper sama.

TIPOGRAFI DIGITAL

Kehadiran teknologi komputer memberikan solusi yang lebih 
bersifat teknis bagi perkembangan dunia tipografi. Kecanggihan 
perangkat keras dan perangkat lunak telah memberikan banyak 
peluang serta mempermudah pekerjaan para perancang huruf 
untuk mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan baru dalam 
proses penciptaan desain huruf baru.
Esensi dari konsep tipograsi digital 
adalah teknik skala (scaling). Huruf 
dapat dengan mudah diperbesar 
atau diperkecil pada layar monitor 
dengan tampilan serta hasil pencetakan yang solid dengan kualitas ketajaman 
yang sempurna. Huruf Bitmap (Bitmap Font) yang muncul di sekitar awal tahun 
1980 memiliki kualitas output dengan resolusi tetap 72 dot per inch (dpi) dalam 
ukuran tetap 12 pt. Apabila huruf ini dicetak dengan menggunakan printer yang 
memiliki resolusi 600 dpi, maka kualitas yang dihasilkan akan tetap 72 dpi. Begitu 
pula apabila huruf dengan ukuran 12 pt diperbesar menjadi 24 pt atau lebih akan 
terlihat bergerigi (jaggies).
Format PostScript dan TrueType merupakan jawaban dari permasalahan yang 
dimiliki oleh Bitmap Fonts. PostScript dan TrueType sering disebut juga sebagai 
outline fonts atau scalable fonts. Keduanya didiskripsikan secara matematik 
dengan berbagai instruksi yang dapat mengaktifkan computer dan printer untuk 
“menggambar” huruf dalam berbagai ukuran dan resolusi,
Yang membedakan antara PostScript dan TrueType adalah cara pembentukan 
garis-garis lengkung yang menggunakan beberapa buah titik.

SANS SERIF

Pada awal abad ke-20 di Jerman, pencarian terhadap bentuk-bentuk huruf baru 
merupakan simbolisasi penolakan terhadap gaya-gaya huruf lama (Blackletter
ataupun seriftype) yang dianggap tidak lagi mewakili semangat modernisme. 
Huruf sans serif dianggap sebagai pilihan sempurna karena lebih mudah dibaca. 
Dua jenis huruf sans serif yang pernah diciptakan 
sebelumnya dan sangat terkenal adalah Akzidens Grotesk, 
yang dibuat tahun 1898 oleh Berthold Foundry dan Venus 
yang dibuat pada tahun 1907 oleh Stempl Foundry.
Huruf sans serif yang paling berpengaruh dalam abad ke-20 adalah Futura, 
diciptakan oleh Paul Renner pada tahun 1927. Menggunakan prinsip tiga 
komponen geometric (kotak, lingkaran, dan segitiga). Futura merupakan huruf 
sans serif pilihan para perancang grafis di sekitar tahun 1930.

ART NOVEAU


Art Nouveau mengangkat alam sebagai referensi dengan 
keindahan dan harmoni berbasis pada bentuk-bentuk 
geometrik yang alami. Art Nouveau diidentifikasikan 
secara visual dengan bentuk-bentuk organik, yang 
menyerupai tanaman. Garis-garis hadir mendominasi 
ruang, sedangkan properti visual yang lain seperti warna 
dan tekstur menjadi minoritas. Eksistensi ornamen-
ornamen organik dalam desain huruf pada periode Art 
Nouveau tidak lagi menjadi penghias saja, namun terintegrasi dalam struktur 
sebuah huruf.

REVOLUSI INDISTRI

Aktivitas tradisional type foundry yang menggabungkan 
pembuatan dan produksi huruf dengan tangan mulai punah 
karena tuntutan produksi yang membutuhkan waktu sangat 
cepat. Para spesialis desain dan produksi didistribusikan 
menjadi dua kelompok, yaitu desain dan produksi cetak.
Desain grafis memegang peranan penting dalam kegiatan 
pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh berbagai 
pabrik dan industri. Billboard dan poster pada masa itu 
merupakan media penting dalam periklanan yang banyak 
sekali digunakan. Eksekusi gambar atau tanda-tanda 
ditransformasikan ke dalam bentuk abstrak visual yang lebih 
nyata dengan proyeksi bentuk yang kuat dan ukuran yang besar.

RENAISANCE

Dalam dunia seni, periode Renaissance ditandai dengan kembalinya komponen 
klasik di berbagai media. Kata Renaissance berarti lahir kembali. Dalam dunia 
desain grafis lahirnya kembali kesusasteraan klasik dikaitkan erat dengan 
pendekatan-pendekatan yang inovatif terhadap desain-desain buku yang 
mencakup rancangan huruf, tata letak, ilustrasi gambar, serta ornamen.
Pada periode Renaissance alphabet latin yang dalam bentuk Square Capitals, 
menjadi subjek analisis para seniman dan ahli matematik. Mereka tidak 
menciptakan bentuk-bentuk huruf, namun lebih kepada 
penemuan prinsip konstruksi huruf yang dapat menjadi 
referensi penting bagi para perancang atau penyalin 
huruf. Pada tahun 1463, Felice Feliciano merancang 
Alphabetum Romanum, sebuah pola konstruksi huruf 
dengan menggunakan bentuk bujur sangkar yang di 
dalamnya terdapat sebuah lingkaran yang beraksis pada persilangan dua garis 
diagonal. Pola konstruksi ini dapat mengontrol setiap pengembangan komponen 
pada huruf yang keseluruhannya berbasis pada bentuk-bentuk geometrik.

GOTHIC

a g e
sangat buruk. Banyak sekali naskah yang sulit dibaca. Untuk menanggulangi 
permasalahan ini, Charlemagne mengangkat Alcuin of York, seorang budayawan 
dari Inggris sebagai penasihatnya untuk menangani pengadaan buku-buku serta 
pembuatan huruf. Alcuin menciptakan suatu standardisasi untuk desain tata letak 
serta gaya huruf baru yang kemudian dikenal dengan nama Carolingian 
Minuscule Scripts. Huruf ini merupakan pionir dari bentuk huruf kecil kontemporer 
yang digunakan sekarang. Carolingian Minuscule Scripts memiliki beberapa 
ligatures, ascender, dan descender serta mudah dibaca walaupun ditulis dalam 
ukuran huruf yang kecil.
ANGKA ARAB
Bangsa Romawi menulis angka dengan simbol dari huruf capital mereka, seperti 
I, V, X, L, C, D, dan M. Di sekitar abad ke-7 bangsa Arab mendominasi 
kepiawaian dalam ilmu matematik. Sebelumnya, titik pokok dari kegiatan 
matematik berawal dari Mesir ke Yunani kemudian Roma, India, dan akhirnya 
masuk ke Arab. Baru kemudian di sekitar abad ke-13, angka yang bentuk 
dasarnya berawal dari alphabet Arab diterapkan ke dalam sistem alphabet Latin.
GOTHIC
Titik puncak dari periode Gothic berlangsung antara abad ke-12 hingga abad ke-
15 yang dimotori oleh para humanis Itali di jaman Renaissance. Periode Gothic
ditandai dengan dimunculkannya kembali elemen-elemen klasik ke dalam 
perbendaharaan visual. 
Ciri dari huruf Gothic adalah dominasi garis-garis 
vertikal yang sangat kuat serta penggunaan ornament-
ornamen pada huruf inisial.

ANGKA ARAB

Bangsa Romawi menulis angka dengan simbol dari huruf capital mereka, seperti 
I, V, X, L, C, D, dan M. Di sekitar abad ke-7 bangsa Arab mendominasi 
kepiawaian dalam ilmu matematik. Sebelumnya, titik pokok dari kegiatan 
matematik berawal dari Mesir ke Yunani kemudian Roma, India, dan akhirnya 
masuk ke Arab. Baru kemudian di sekitar abad ke-13, angka yang bentuk 
dasarnya berawal dari alphabet Arab diterapkan ke dalam sistem alphabet Latin.

CAROLINGIQN MINUSCULE SCRIPT 2

Banyak sekali naskah yang sulit dibaca. Untuk menanggulangi 
permasalahan ini, Charlemagne mengangkat Alcuin of York, seorang budayawan 
dari Inggris sebagai penasihatnya untuk menangani pengadaan buku-buku serta 
pembuatan huruf. Alcuin menciptakan suatu standardisasi untuk desain tata letak 
serta gaya huruf baru yang kemudian dikenal dengan nama Carolingian 
Minuscule Scripts. Huruf ini merupakan pionir dari bentuk huruf kecil kontemporer 
yang digunakan sekarang. Carolingian Minuscule Scripts memiliki beberapa 
ligatures, ascender, dan descender serta mudah dibaca walaupun ditulis dalam 
ukuran huruf yang kecil.

CARONGINIAN MINUSCULE SCRIPT

Di sekitar abad ke-7, ketika Charlemagne berkuasa menjadi pemimpin di sentral
Eropa, ia banyak menatuh perhatian pada bidang pendidikan dan kesenian. 
Konon, Charlemagne tidak dapat membaca dan menulis, namun lewat 
gagasannya dibangun sebuah sekolah di istananya dimana diajarkan cara 
menyalin dan memproduksi naskah-naskah yang kelak menjadi sumber lahirnya 
kembali ilmu pengetahuan dan 
kesenian.

HALF UNCIAL SCRIPT

Half-Uncial Scripts atau juga sering disebut Semi-Uncial Scripts merupakan 
bentuk asli (prototype) dari huruf kecil, yang tampil hampir bersamaan dengan 
Uncial Scripts di sekitar abad ke-4. Para penyalin huruf 
banyak menggunakan huruf ini untuk membuat catatan-
catatan pendek yang biasanya dituliskan pada tepi sebuah 
naskah. Ukuran tinggi Half-Uncial Scripts adalah setengah 
dari Uncial Scripts dengan memberikan banyak tekanan pada 
ascender dan descender.

UNCIAL SCRIPT

Pada masa itu, 
biara-biara umat Nasrani menjadi pusat kegiatan pendidikandan kebudayaan. 
Penyelamatan tulisan dan naskah-naskah yang bernuansa keagamaan 
merupakan sumber inspirasi serta motivasi utama dalam pengadaan dan 
pengembangan pembuatan buku-buku. 
Pada periode ini lahir bentuk dan gaya huruf Uncial Scripts dan Half Uncial 
Scripts. Kedua huruf ini banyak sekali digunakan oleh gereja-gereja pada abad 
ke-5 sampai dengan abad ke-9, hingga huruf-huruf ini memiliki citra yang kuat 
sebagai ‘huruf gereja’. Alasan diciptakan gaya huruf ini karena huruf-huruf 
Roman sudah terlalu banyak digunakan pada masa-masa sebelumnya. Kata 
Uncial berasal dari satuan ukuran tinggi (inch) bangsa Romawi yang disebut 
Uncia.

ROMAN SCRIPT

Salah satu gaya Roman Scripts yang teramat penting adalah 
Capitalis Quadrata yang banyak digunakan pada abad ke-2 
hingga abad ke-5. Huruf ini dibuat dengan pena berujung 
datar, yang merupakan versi kaligrafi dari Square Capitals. 
Huruf ini banyak digunakan untuk naskah-naskah penting dan 
judul buku. Kontras yang kuat antara ketebalan strokes yang 
satu dengan yang lain merupakan cirri fisik dari huruf-huruf Roman Scripts.

ROMAN SQUARE CAPITALS

Bangsa Romawi dalam masa kejayaannya banyak membuat 
bangunan arsitektural berupa monument-monumen yang 
berukirkan huruf-huruf. Ukiran huruf pada sebuah monument 
memiliki keindahan rupa serta proporsi bentuk yang sangat 
baik. Garis-garis sederhana yang terdapat pada bangunan 
Capitalis Monumentalis terdiri dari garis tipis-tebal yang 
terstruktur dari bentuk geometric seperti kotak, segitiga, dan 
lngkaran. Huruf-huruf ini dikenal sebagai jenis Square Capitals
dan merupakan cikal bakal dari huruf kapital yang digunakan sekarang.

PERKEMBANGAB HURUF

Perjalanan desain dan gaya huruf latin mulai diterapkan pada awal masa 
kejayaan kerajaan Romawi. Dalam sejarah perkembangan tipografi lahirnya 
desain dan gaya huruf banyak dipengaruhi oleh faktor budaya serta teknik 
pembuatannya. 
Kejayaan kerajaan Romawi di abad pertama yang berhasil menaklukan Yunani, 
membawa peradaban baru dalam sejarah Barat dengan diadaptasikanya 
kesusasteraan, kesenian, agama, serta alphabet Latin yang dibawa dari Yunani. 
Pada awalnya alphabet Latin hanya terdiri dari 21 
huruf : A, B, C, D, E, F, G, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, 
R,S, T, V, dan X, kemudian huruf Y dan Z 
ditambahkan dalam alphabet Latin untuk 
mengakomodasi kata yang berasal dari bahasa 
Yunani. 
Tiga huruf tambahan J, U dan W dimasukkan pada 
abad pertengahan, sehingga jumlah keseluruhan 
alphabet Latin menjadi 26.

SEJARAH TIPOGRAFI 4

Tahun 1984 Adobe Systems merilis PostScript Font dan di tahun 1991 Apple 
Computer dan Microsoft Corporation mengeluarkan TrueType Font. PostScript 
Font dan TrueType Font adalah huruf elektronik atau sering disebut font. 
Hadirnya beragam jenis personal komputer dan perangkat lunak yang semakin 
canggih, serta meningkatnya apresiasi para perancang grafis dan masyarakat 
umum, merupakan penyebab tejadinya lonjakan kebutuhan terhadap huruf 
digital. Hanya dengan sebuah personal komputer perancang huruf (type 
designer ) dapat merancang berbagai macam jenis huruf baru dengan waktu 
yang lebih singkat.

SEJARAH TIPOGRAFI 3

Generasi selanjutnya dari teknologi typecasting adalah phototypesetting yang 
menggunakan proses film sebelum naskah ditransfer ke lempeng cetakan. Mesin 
ini dibuat oleh Herman Freud tahun 1946 di Jerman. Perkembangan selanjutnya 
teknik pra-cetak analog yang menggunakan lempengan (plate) sedikit demi 
sedikit mulai tergeser oleh teknik pra-cetak digital (digital pre-press). 
Perambahan teknologi digital dalam dunia tipografi dimulai pada tahun 1973 oleh 
perusahaan bernama IKARUS. Teknologi ini berfungsi untuk membuat huruf 
digital sehingga dapat digunakan dalam sistem komputer. Setiap huruf disimpan 
dalam data elektronik dengan berbagai perintah yang dapat mengaktifkan 
komputer dalam kalkulasi setiap garis ataupun ruang dalam huruf.

SEJARAH TIPOGRAFI 2

Manusia telah mengupayakan berbagai cara terbaik untuk dapat berkomunikasi 
lewat tulisan, melalui penggunaan berbagai perangkat dan media. Abad ke-7 
Cina menemukan teknik cetak timbul dengan menggunakan tinta. Awal milenium 
kedua di Eropa lahir huruf Blackletter Script, berupa huruf kecil yang dibuat 
dengan bentuk tipis-tebal dan ramping, sehingga huruf-huruf tersebut dapat 
dituliskan dalam jumlah yang lebih banyak di atas satu halaman buku.
Penemuan mesin cetak dengan sistem movable type pada tahun 1450 oleh 
Johann Gensfleisch zum Gutenberg dari Jerman, telah membawa banyak 
perubahan yang pesat dalam sejarah tipografi, terutama dalam teknik 
pencetakan, pengukuran, serta produksi. Pencetakan dengan movable type 
digunakan hampir selama 400 tahun dengan berbagai macam penyempurnaan.
Tahun 1886 Ottmarr Mergenthaler, dari Jerman menemukan mesin typecasting 
yang cara kerjanya adalah dengan cara memasangkan sejumlah huruf yang 
disusun per baris (linecasting). Mesin ini disebut Lynotype.

SEJARAH TIPOGRAFI

Bangsa Afrika dan Eropa mengawali pada tahun 35000-4000 sebelum Masehi 
dengan membuat lukisan di dinding gua sebagai salah satu sarana utama dalam 
suatu komunitas, baik sebagai media untuk mentransmisikan informasi maupun 
media untuk kegiatan ritual. Sekitar tahun 3100 SM, bangsa Mesir menggunakan
pictograph sebagai simbol-simbol yang menggambarkan sebuah objek.

TIPOGRAFI PART 3

Sebagai contoh, dalam bahasa verbal, tidak mungkin orang berteriak dengan 
bentakan untuk merayu/membujuk seseorang sehingga menuruti atau 
memahami kemauannya. Begitu juga dalam tipografi, tidak mungkin membuat 
tulisan dengan bentuk tegas dan keras (seperti larangan atau bentakan emosi) 
untuk publikasi yang bersifat membujuk atau menawarkan sesuatu produk atau 
jasa..
Fungsi utama dari tipografi ialah membuat teks menjadi berguna dan mudah 
digunakan. Artinya tipografi berbicara tentang kemudahan membaca teks
(readability) dan kemudahan mengenali setiap huruf dan kata (legibility).
Readability dipengaruhi oleh :
 Jenis huruf
 Ukuran
 Pengaturan, termasuk di dalamnya alur, spasi, perataan dan sebagainya.
 Kontras warna terhadap latar belakang.
Sedangkan legibility ditentukan oleh :
 Kerumitan desain huruf, seperti penggunaan serif, kontras stroke, dan 
sebagainya.
 Penggunaan warna
 Frekuensi pengamat menemui huruf dalam kehidupan sehari-hari.

TIPOGRAFI PART 2

Secara etimologi, tipografi/typography berasal dari bahasa Yunani. Typos berarti
bentuk, dan Graphein berarti menulis.
Tipografi adalah ilmu yang mempelajari tentang seni dan desain huruf (termasuk
simbol) dalam aplikasinya untuk media komunikasi visual melalui metode
penataan layout, bentuk, ukuran dan sifatnya sehingga pesan yang akan
disampaikan sesuai dengan yang diharapkan.
Secara modern, tipografi berkaitan dengan penataan huruf pada media
elektronik, baik dari segi tampilan maupun output ke berbagai media cetak.
Sedangkan secara tradisional, tipografi berkaitan dengan penataan huruf melalui
media manual berupa lempeng baja yang timbul atau karet (stempel) yang timbul
yang berkenaan dengan tinta dan akan dituangkan ke permukaan kertas.
Ilmu tipografi digunakan pada banyak bidang diantaranya desain grafis, desain
web, percetakan, majalah, desain produk dan sebagainya.
Tipografi memegang peranan penting dalam segala hal yang berkenaan dengan
penyampaian bahasa non verbal (menggunakan tulisan) dalam segala bentuk
publikasi karena kita harus tahu berapa ukuran tulisan yang akan kita gunakan,

                           TIPOGRAFI


TIPOGRAFI merupakan ilmu yang mempelajari tentang seni dan desain huruf dalam aplikasinya untuj media komunikasi visual melalui metode layout, bentuk, ukuran, dan sifatnya sehingga pesan sesuai dengan yang diharapkan.
luvne.com luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com.com